Peresmian
Taman Lalu Lintas Di Kampung Safety Riding Kelurahan Pandean Lamper Kota Semarang |
“Gantungkan
cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh,
engkau akan jatuh di antara bintang-bintang” kata Ir. Soekarno.
Perkataan Soekarno itu, perlu
dicermati oleh seluruh elemen pendidikan di Indonesia. Baik pendidikan di
keluarga, sekolah dan masyarakat (tri sentra pendidikan). Tujuannya, me-mastikan setiap insan bangsa mempunyai cita-cita yang tinggi dan berani bermimpi besar.
Terutama bagi anak-anak bangsa. Sayangnya, masih banyak peran tri sentra
pendidikan yang belum optimal dijalankan.
Karakter
Belajar Anak
Karakteristik belajar pada anak masih
sangat membutuhkan teladan/role model dari lingkungannya. Namun, masih banyak anak yang salah dalam
mencari role model. Terutama, menganggap role modelnya berdasarkan tontonan di
televisi. Padahal, tontonan di televisi belum tentu menghadirkan role model
yang baik untuk anak (tuntunan). Tidak jarang televisi malah menyajikan konten
yang yang tidak sepantasnya untuk anak. Mirisnya, tidak semua orang tua
mengetahui tentang role model anaknya dan melakukan filter tontonan televisi. Oleh
sebab itu, anak perlu dikenalkan role model yang tepat sejak kecil agar masa
depannya terarah menuju apa yang di cita-citakan. Salah satunya melalui pendidikan
di sekolah.
Pendidikan di sekolah seyogyanya
menjadi taman belajar yang menyenangkan bagi anak. Bahkan, menawarkan berbagai
macam teladan/role model. Role Model merupakan sarana strategis
untuk menanamkan fokus belajar dalam menggapai cita-cita yang diinginkan.
Mungkin dari guru yang mendidik secara tulus, karyawan yang melayani dengan
baik, teman yang saling menanamkan kasih sayang bahkan dari tokoh masyarakat
yang dapat memberikan inspirasi.Maka, peran sekolah pun sangat dibutuhkan dalam
menanamkan nilai terhadap anak. Minimal sebagai penyeimbang.
Atas dasar itulah, SD Negeri
Sekaran 02 mempunyai program yang cukup menarik untuk memberikan inspirasi ke
peserta didik melalui program “Satu Hari Menginspirasi, Selamanya Memberi Arti”.
Program ini memberikan ruang yang lebih nyata untuk menanamkan berbagai nilai
kehidupan ke peserta didik. Program “Satu Hari Menginspirasi, Selamanya Memberi
Arti” dapat dilakukan dengan kunjungan ke berbagai tempat seperti pabrik, taman
edukasi, kebun binatang hingga balaikota. Kunjungan tersebut akan memberikan
pengalaman yang lebih konkret kepada peserta didik sesuai dengan tema yang
diujikan. “Saya sangat menunggu setiap kunjungan yang akan dilakukan bersama
teman-teman”kata Gavin(siswa kelas I). Salah satu tempat yang sangat
menginspirasi adalah Taman Lalu Lintas di Kota Semarang.
Deskripsi
Taman Lalu Lintas Astra Honda Kota Semarang
Taman Lalu Lintas Astra Honda Kota
Semarang terletak di kelurahan Pandean Lamper Lamper kec. Gayamsari. Tepatnya
di kampung Safety Riding. Kampung yang dijadikan model dalam gerakan Safety
Riding di Kota Semarang.
Taman ini diresmikan pada tanggal
23 Desember tahun 2016 oleh pihak Astra Motor bersama perwakilan dari Polda
Jateng. Taman yang dilengkapi dengan berbagai rambu-rambu lalu lintas dan
otopet kecil ini memudahkan anak-anak dalam melakukan simulasi berkendara
seperti di jalan raya. Gambaran kongkret yang diberikan akan memberikan
pengalaman yang sangat seru bagi anak-anak.
Disisi lain, taman yang di bangun
oleh astra ini sebagai wujud kepedulian Astra Honda dalam menekan angka
kecelakaan yang biasanya dilakukan oleh anak-anak. Harapannya, dengan sejak
kecil memahami tentang rambu-rambu berlalu lintas maka anak-anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang taat berlalu lintas.
Keberadaan
taman sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Bahkan tak jarang masyarakat
berharap agar taman semacam ini dapat didirikan di beberapa kecamatan yang
lain. Seperti kata Fala warga Kecamatan Gunungpati, “semoga taman seperti ini
ada di setiap kecamatan”.
Tahapan
kegiatan
Kegiatan di Taman Lalu Lintas dapat
dilakukan dengan tiga tahap. Pertama, sosialisasi rambu-rambu lalu lintas.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengenalkan rambu-rambu lalu lintas yang sering
muncul di pinggir jalan seperti dilarang berhenti, dilarang parkir, lampu merah
kuning hijau, dilarang mendahului hingga jalan licin dan bergelombang.
Pengenalan rambu tersebut menjadi dasar yang perlu dipahami oleh peserta didik.
Tahapan kedua adalah simulasi. “Ayo,
sekarang kita buat mobil. Siapa yang mau jadi supirnya” ucap salah satu
instruktur. Kegiatan ini dimulai dengan membuat kiasan mobil. Kiasan mobil
dibuat dengan membariskan peserta didik ke dalam beberapa barisan sehingga
tampak seperti mobil dan terdapat sopirnya. Kemudian, peserta didik yang
menyerupai mobil berjalan di taman lalu lintas seperti berjalan di jalan raya.
Jika terdapat tanda-tanda lalu lintas maka mobil kiasan tersebut harus taat
pada rambu lalu lintas.
Tahapan ketiga adalah evaluasi.
Pada tahap ini guru dan pendamping dari kepolisian melakukan konfirmasi dan
evaluasi. Konfirmasi dengan mereview hasil simulasi yang dilakukan oleh peserta
didik. Mana yang sudah sesuai aturan, mana yang belum. Dilanjutkan evaluasi.
Evaluasi dilakukan dengan melakukan tanya jawab berhadiah. Semakin menarik
hadiah yang ditempilkan biasanya peserta didik akan semakin senang. Kegiatan
ini pun sangat disambut suka cita.
Tahapan kegiatan tersebut tidaklah
final. Namun dapat divariasikan tergantung dari objek pembelajar dan juga waktu
yang disediakan. Semakin bervariasi dan kreatif kegiatan maka peserta didik pun
akan semakin senang. Karena hakekat dari pembelajaran adalah menyenangkan peserta
didik.
Manfaat
kegiatan
Banyak manfaat taman lalu lintas
bagi pembelajaran peserta didik. Pertama, taman lalu lintas memberikan
pengalaman yang lebih kongkret tentang pengenalan rambu-rambu lalu lintas
kepada peserta didik. Pengalaman kongkret tersebut sesuai dengan teori belajar
kognitif Piaget yang menyebutkan anak usia sekolah dasar termasuk dalam tahapan
operasional kongkret. Dampaknya, peserta didik diharuskan belajar menggunakan
benda-benda kongket.
Kedua, mengenalkan tentang beberapa
profesi yang terkait dengan lalu lintas seperti polisi, polisi wanita, tukang
parkir, hingga sopir. Pengenalan profesi tersebut akan menguatkan peserta didik
yang memiliki cita-cita seorang polisi ataupun polwan. Ini penting. Mengapa?
Karena masa anak-anak menjadi masa yang sangat penting dalam mendifinisikan
cita-cita. Ketika di saat usia dini anak-anak dikenalkan berbagai macam profesi
secara mendalam maka akan lebih mudah anak tersebut meraih cita-cita di masa
depan. “Aku di kegiatan ini jadi tahu tentang pentingnya berlalu lintas dan
pengin jadi polisi” ucap Raka siswa SD N Sekaran 02.
Bahkan, kegiatan taman berlalu
lintas pun dapat dikaitkan dengan profesi kesehatan seperti dokter, perawat,
hingga apoteker. Mengapa? Karena di dalam berlalu lintas, pengguna jalan harus
memprioritaskan ambulan untuk menyegerakan berjalan. Ambulan tersebut kemudian
dapat dihubungkan dengan profesi pada bidang kesehatan tersebut. Jadi muatannya
sangatlah luas.
Ketiga, menanamkan berbagai nilai
tentang kehidupan seperti kedisiplinan, kesabaran, toleransi hingga tanggung
jawab. Nilai kedisiplinan tampak ketika peserta didik diharuskan menaati
peraturan berlalu lintas yang berlaku. Proses taat aturan tersebut akan
membentuk peserta didik lebih disiplin dalam kehidupannya. Nilai kesabaran
tampak manakala peserta didik diberikan simulasi macet ataupun antre. Macet
memang menjadi keadaan yang sering dijumpai dalam berlalu lintas. Dalam macet
peserta didik belajar tentang arti kesabaran.
Nilai toleransi pun akan tampak
dalam kehidupan berlalu lintas seperti
menyegerakan pengendara yang sedang terburu-buru. Keadaan terburu-buru
biasanya dialami saat ambulan membawa pasien. Maka, peserta didik pun harus
berjalan sedikit pelan untuk menyegerakan ambulan tersebut. Terakhir nilai
tanggung jawab. Tanggung jawab muncul ketika seorang pengendara tidak tertib
dan taat aturan sehingga pengendara lain mengalami gangguan. Maka, kegiatan ini
pun melatih tanggung jawab peserta didik.
Keempat, meningkatkan kemampuan
sesuai pembelajaran abad 21. Kemampuan abad 21 terbagi menjadi empat aspek
yaitu kritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi. Keempat kemampuan tersebut
sangat penting dalam pembelajaran masa depan. Kritis tampak dari pertanyaan
yang muncul. “Garisnya kok putus-putus yang satu kok tidak?” pertanyaan yang
muncul dari salah satu siswa. Kreatif terlihat pada saat anak-anak menjodohkan
gambar dan artinya berbasis permainan. Kolaborasi karena siswa belajar
bersama-sama dengan peserta didik lain seperti membuat mobil kiasan. Kemampuan
kolaborasi pun terasah. Komunikasi pun tampak manakala sopir sedang
mengemudikan mobil kiasannya untuk bergerak bersama-sama.
Keempat
manfaat tersebut menunjukan betapa pentingnya Taman Lalu Lintas bagi
masyarakat. Itu pun dapat diartikan kepedulian Astra Honda sangat bermanfaat
bagi masyarakat.
Apresiasi
Masyarakat
Banyak apresiasi yang hadir dari
masyarakat tentang keberadaan Taman Lalu Lintas baik dari sekolah, masyarakat
hingga pemerintah pun mengapreasiasi. “Kegiatan ini perlu dikembangkan lebih
giat lagi, agar keberadaan taman lalu lintas ini dapat bermanfaat secara luas”
papar Ulfah (warga Kota Semarang). Bahkan, saat ini kampung Safety Riding
kelurahan Pandean Lamper pun menjadi rujukan oleh keluraha lain untuk penerapan
konsep Safety Riding masyarakat dan mencegah kecelakaan lalu lintas yang
dilakukan oleh anak-anak.
Program Satu Hari Menginspirasi,
Selamanya Memberi Arti ini memberikan banyak manfaat yang tidak dapat
dijelaskan dalam ruang-ruang pembelajaran yang biasa. Perlu kepekaan yang
tinggi, semangat mengabdi dan rasa percaya diri ketika ingin mendalami setiap
inspirasi yang telah dibagikan untuk peserta didik. Harapannya, memastikan peserta
didik telah mempunyai dan memahami tentang nilai-nilai kebaikan di kehidupan.
Salah satunya yang diajarkan melalui kunjungan di Taman Lalu Lintas yaitu
kedisiplinan, kesabaran, toleransi dan tanggung jawab. Lebih lagi, satu hari
yang digunakan untuk menginspirasi, namun selamanya akan memberikan arti bagi
masa depan anak negeri.
By: Galih Suci Pratama (Guru SD Sekaran 02)
By: Galih Suci Pratama (Guru SD Sekaran 02)