Sabtu, 30 Desember 2017

Satu Hari Menginspirasi, Selamanya Memberi Arti (Belajar di Taman Lalu Lintas Kota Semarang)

Peresmian Taman Lalu Lintas Di Kampung Safety Riding
Kelurahan Pandean Lamper Kota Semarang
“Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang” kata Ir. Soekarno.

Perkataan Soekarno itu, perlu dicermati oleh seluruh elemen pendidikan di Indonesia. Baik pendidikan di keluarga, sekolah dan masyarakat (tri sentra pendidikan). Tujuannya, me-mastikan setiap insan bangsa mempunyai cita-cita yang tinggi dan berani bermimpi besar. Terutama bagi anak-anak bangsa. Sayangnya, masih banyak peran tri sentra pendidikan yang belum optimal dijalankan.

Karakter Belajar Anak
Karakteristik belajar pada anak masih sangat membutuhkan teladan/role model dari lingkungannya.  Namun, masih banyak anak yang salah dalam mencari role model. Terutama, menganggap role modelnya berdasarkan tontonan di televisi. Padahal, tontonan di televisi belum tentu menghadirkan role model yang baik untuk anak (tuntunan). Tidak jarang televisi malah menyajikan konten yang yang tidak sepantasnya untuk anak. Mirisnya, tidak semua orang tua mengetahui tentang role model anaknya dan melakukan filter tontonan televisi. Oleh sebab itu, anak perlu dikenalkan role model yang tepat sejak kecil agar masa depannya terarah menuju apa yang di cita-citakan. Salah satunya melalui pendidikan di sekolah.

Pendidikan di sekolah seyogyanya menjadi taman belajar yang menyenangkan bagi anak. Bahkan, menawarkan berbagai macam teladan/role model. Role Model merupakan sarana strategis untuk menanamkan fokus belajar dalam menggapai cita-cita yang diinginkan. Mungkin dari guru yang mendidik secara tulus, karyawan yang melayani dengan baik, teman yang saling menanamkan kasih sayang bahkan dari tokoh masyarakat yang dapat memberikan inspirasi.Maka, peran sekolah pun sangat dibutuhkan dalam menanamkan nilai terhadap anak. Minimal sebagai penyeimbang.

Atas dasar itulah, SD Negeri Sekaran 02 mempunyai program yang cukup menarik untuk memberikan inspirasi ke peserta didik melalui program “Satu Hari Menginspirasi, Selamanya Memberi Arti”. Program ini memberikan ruang yang lebih nyata untuk menanamkan berbagai nilai kehidupan ke peserta didik. Program “Satu Hari Menginspirasi, Selamanya Memberi Arti” dapat dilakukan dengan kunjungan ke berbagai tempat seperti pabrik, taman edukasi, kebun binatang hingga balaikota. Kunjungan tersebut akan memberikan pengalaman yang lebih konkret kepada peserta didik sesuai dengan tema yang diujikan. “Saya sangat menunggu setiap kunjungan yang akan dilakukan bersama teman-teman”kata Gavin(siswa kelas I). Salah satu tempat yang sangat menginspirasi adalah Taman Lalu Lintas di Kota Semarang.
           
Deskripsi Taman Lalu Lintas Astra Honda Kota Semarang
Taman Lalu Lintas Astra Honda Kota Semarang terletak di kelurahan Pandean Lamper Lamper kec. Gayamsari. Tepatnya di kampung Safety Riding. Kampung yang dijadikan model dalam gerakan Safety Riding di Kota Semarang.

Taman ini diresmikan pada tanggal 23 Desember tahun 2016 oleh pihak Astra Motor bersama perwakilan dari Polda Jateng. Taman yang dilengkapi dengan berbagai rambu-rambu lalu lintas dan otopet kecil ini memudahkan anak-anak dalam melakukan simulasi berkendara seperti di jalan raya. Gambaran kongkret yang diberikan akan memberikan pengalaman yang sangat seru bagi anak-anak.

Disisi lain, taman yang di bangun oleh astra ini sebagai wujud kepedulian Astra Honda dalam menekan angka kecelakaan yang biasanya dilakukan oleh anak-anak. Harapannya, dengan sejak kecil memahami tentang rambu-rambu berlalu lintas maka anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang taat berlalu lintas.

            Keberadaan taman sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Bahkan tak jarang masyarakat berharap agar taman semacam ini dapat didirikan di beberapa kecamatan yang lain. Seperti kata Fala warga Kecamatan Gunungpati, “semoga taman seperti ini ada di setiap kecamatan”.

Tahapan kegiatan
Kegiatan di Taman Lalu Lintas dapat dilakukan dengan tiga tahap. Pertama, sosialisasi rambu-rambu lalu lintas. Kegiatan ini dilakukan dengan mengenalkan rambu-rambu lalu lintas yang sering muncul di pinggir jalan seperti dilarang berhenti, dilarang parkir, lampu merah kuning hijau, dilarang mendahului hingga jalan licin dan bergelombang. Pengenalan rambu tersebut menjadi dasar yang perlu dipahami oleh peserta didik.

Tahapan kedua adalah simulasi. “Ayo, sekarang kita buat mobil. Siapa yang mau jadi supirnya” ucap salah satu instruktur. Kegiatan ini dimulai dengan membuat kiasan mobil. Kiasan mobil dibuat dengan membariskan peserta didik ke dalam beberapa barisan sehingga tampak seperti mobil dan terdapat sopirnya. Kemudian, peserta didik yang menyerupai mobil berjalan di taman lalu lintas seperti berjalan di jalan raya. Jika terdapat tanda-tanda lalu lintas maka mobil kiasan tersebut harus taat pada rambu lalu lintas.

Tahapan ketiga adalah evaluasi. Pada tahap ini guru dan pendamping dari kepolisian melakukan konfirmasi dan evaluasi. Konfirmasi dengan mereview hasil simulasi yang dilakukan oleh peserta didik. Mana yang sudah sesuai aturan, mana yang belum. Dilanjutkan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan melakukan tanya jawab berhadiah. Semakin menarik hadiah yang ditempilkan biasanya peserta didik akan semakin senang. Kegiatan ini pun sangat disambut suka cita.

Tahapan kegiatan tersebut tidaklah final. Namun dapat divariasikan tergantung dari objek pembelajar dan juga waktu yang disediakan. Semakin bervariasi dan kreatif kegiatan maka peserta didik pun akan semakin senang. Karena hakekat dari pembelajaran adalah menyenangkan peserta didik.

Manfaat kegiatan
Banyak manfaat taman lalu lintas bagi pembelajaran peserta didik. Pertama, taman lalu lintas memberikan pengalaman yang lebih kongkret tentang pengenalan rambu-rambu lalu lintas kepada peserta didik. Pengalaman kongkret tersebut sesuai dengan teori belajar kognitif Piaget yang menyebutkan anak usia sekolah dasar termasuk dalam tahapan operasional kongkret. Dampaknya, peserta didik diharuskan belajar menggunakan benda-benda kongket.

Kedua, mengenalkan tentang beberapa profesi yang terkait dengan lalu lintas seperti polisi, polisi wanita, tukang parkir, hingga sopir. Pengenalan profesi tersebut akan menguatkan peserta didik yang memiliki cita-cita seorang polisi ataupun polwan. Ini penting. Mengapa? Karena masa anak-anak menjadi masa yang sangat penting dalam mendifinisikan cita-cita. Ketika di saat usia dini anak-anak dikenalkan berbagai macam profesi secara mendalam maka akan lebih mudah anak tersebut meraih cita-cita di masa depan. “Aku di kegiatan ini jadi tahu tentang pentingnya berlalu lintas dan pengin jadi polisi” ucap Raka siswa SD N Sekaran 02.
Bahkan, kegiatan taman berlalu lintas pun dapat dikaitkan dengan profesi kesehatan seperti dokter, perawat, hingga apoteker. Mengapa? Karena di dalam berlalu lintas, pengguna jalan harus memprioritaskan ambulan untuk menyegerakan berjalan. Ambulan tersebut kemudian dapat dihubungkan dengan profesi pada bidang kesehatan tersebut. Jadi muatannya sangatlah luas.

Ketiga, menanamkan berbagai nilai tentang kehidupan seperti kedisiplinan, kesabaran, toleransi hingga tanggung jawab. Nilai kedisiplinan tampak ketika peserta didik diharuskan menaati peraturan berlalu lintas yang berlaku. Proses taat aturan tersebut akan membentuk peserta didik lebih disiplin dalam kehidupannya. Nilai kesabaran tampak manakala peserta didik diberikan simulasi macet ataupun antre. Macet memang menjadi keadaan yang sering dijumpai dalam berlalu lintas. Dalam macet peserta didik belajar tentang arti kesabaran.

Nilai toleransi pun akan tampak dalam kehidupan berlalu lintas seperti  menyegerakan pengendara yang sedang terburu-buru. Keadaan terburu-buru biasanya dialami saat ambulan membawa pasien. Maka, peserta didik pun harus berjalan sedikit pelan untuk menyegerakan ambulan tersebut. Terakhir nilai tanggung jawab. Tanggung jawab muncul ketika seorang pengendara tidak tertib dan taat aturan sehingga pengendara lain mengalami gangguan. Maka, kegiatan ini pun melatih tanggung jawab peserta didik.

Keempat, meningkatkan kemampuan sesuai pembelajaran abad 21. Kemampuan abad 21 terbagi menjadi empat aspek yaitu kritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi. Keempat kemampuan tersebut sangat penting dalam pembelajaran masa depan. Kritis tampak dari pertanyaan yang muncul. “Garisnya kok putus-putus yang satu kok tidak?” pertanyaan yang muncul dari salah satu siswa. Kreatif terlihat pada saat anak-anak menjodohkan gambar dan artinya berbasis permainan. Kolaborasi karena siswa belajar bersama-sama dengan peserta didik lain seperti membuat mobil kiasan. Kemampuan kolaborasi pun terasah. Komunikasi pun tampak manakala sopir sedang mengemudikan mobil kiasannya untuk bergerak bersama-sama.

Keempat manfaat tersebut menunjukan betapa pentingnya Taman Lalu Lintas bagi masyarakat. Itu pun dapat diartikan kepedulian Astra Honda sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Apresiasi Masyarakat
Banyak apresiasi yang hadir dari masyarakat tentang keberadaan Taman Lalu Lintas baik dari sekolah, masyarakat hingga pemerintah pun mengapreasiasi. “Kegiatan ini perlu dikembangkan lebih giat lagi, agar keberadaan taman lalu lintas ini dapat bermanfaat secara luas” papar Ulfah (warga Kota Semarang). Bahkan, saat ini kampung Safety Riding kelurahan Pandean Lamper pun menjadi rujukan oleh keluraha lain untuk penerapan konsep Safety Riding masyarakat dan mencegah kecelakaan lalu lintas yang dilakukan oleh anak-anak.

Program Satu Hari Menginspirasi, Selamanya Memberi Arti ini memberikan banyak manfaat yang tidak dapat dijelaskan dalam ruang-ruang pembelajaran yang biasa. Perlu kepekaan yang tinggi, semangat mengabdi dan rasa percaya diri ketika ingin mendalami setiap inspirasi yang telah dibagikan untuk peserta didik. Harapannya, memastikan peserta didik telah mempunyai dan memahami tentang nilai-nilai kebaikan di kehidupan. Salah satunya yang diajarkan melalui kunjungan di Taman Lalu Lintas yaitu kedisiplinan, kesabaran, toleransi dan tanggung jawab. Lebih lagi, satu hari yang digunakan untuk menginspirasi, namun selamanya akan memberikan arti bagi masa depan anak negeri.

By: Galih Suci Pratama (Guru SD Sekaran 02)

1 komentar:

  1. Pengenalan safety riding memang harus dimulai dari sejak dini ya :D soalnya makin banyak pengendara yang seenaknya di jalan nih sekarang :D

    BalasHapus