I HAVE A DREAM; Prajurit Putih Abu-abu
Kehidupan, Cinta dan
Arti Sebuah Keluarga
I
have a dream,
if
you see the wonder of a fairy tale.
You
can take the future even if you fail.
Bagi kalian yang suka musik barat
pastinya pernah dengar lagu yang berjudul “I Have A Dream”, seperti lirik di
atas. Siapa yang tidak tahu lagu ini? sebuah lagu inspirasi dari sebuah band
California yang tak asing lagi di telinga kita, Westlife.., yap salah satu band
favorite saya. Hmm..., tunggu dulu, Band?? Mungkin lebih tepatnya Boy Band,
karena memang semua personilnya vokal, keren pokoknya nggak kayak boy band
jaman sekarang, ampun dehh -_- alay bingits, kaya gue kata orang-orang juga
rada alay #ehh padahal ya nggak juga ;) hehe..., nggak kan?
Tapi disini saya tak akan membahas
lebih jauh mengenai boyband tersebut, tapi lebih pada bagaimana dan kenapa lagu
“I Have A Dream” itu begitu istimewa ketika aku mendengarkannya. Meskipun tak
begitu menarik bagi temen-temen. Tapi bagiku, seakan-akan aku terbawa kembali
ke masa lampau dimana lagu itu diputar dalam sebuah moment yang bisa dikatakan
begitu berkesan, mungkin sangat berkesan (bagi saya pribadi). Selain makna dari
lirik lagu tersebut yang begitu menginspirasi seseorang untuk terus bermimpi,
seakan ada hal lebih penting di balik itu semua, Harapan. Ya, sebuah harapan.
Pernah tersirat di benak ini sebuah harapan besar yang dalam bahasa Film 5 cm
(bagi yang udah pernah nonton, yang belom urusan lo), “menggantung di depan
kening kamu”. Dan dari mana sih sebenarnya harapan itu muncul? Gwen pernah mengatakan dalam sebuah
pidatonya, “teruslah bermimpi, karena mimpi akan membawa mu pada sebuah
harapan. Semua orang butuh harapan, karena harapan seseorang akan terus
bertahan hidup dalam kesulitan hidup ketika kamu sendiri” begitu lah kurang
lebihnya (kalau mau orisinil googling
saja). Harapan berasal dari mimpi. Saya sepakat dengan Gwen, harapan lah yang membuat seseorang tetap bertahan, harapan
lah yang membuat seseorang mampu melewati hari harinya penuh keceriaan dan
semangat, harapan lah yang membuat seseorang terus dan terus berlari, karena
harapan merupakan sebuah kekuatan yang mampu menggerakkan seseorang untuk
melakukan segala sesuatunya lebih maksimal. Dan itu pernah aku lalui, sebelum
semua itu sirna. Eh tapi sebelumnya kalian tau Gwen kagak??? Jangan-jangan dari tadi gue ngomong pada nggak ngerti
dia siapa? Itu loh yang di pilm Spiderman Amajing. Hadeehh.. -_- hehe ok ok
cukup. Lanjut!
Kembali ke moment, yah moment
spesial kala mengikuti sebuah acara yang bisa dikatakan cukup menarik bagi kami
(ceritanya aku lagi sama temen-temen) yang sedang berbunga-bunga karena telah
usai melewati pertempuran empat hari di
ambarawa #hlohh. Sebelum menikmati hasil kerja kami selama tiga tahun
berperang sebagai prajurit putih abu-abu. Entah nanti apakah akan gugur atau
tidak. Semua tergantung yang Maha Kuasa, karena kita hanya bisa berusaha,
masalah hasil Dia lah yang menentukan.. edyaaannn hahaa. Hanya rasa khawatir,
bingung, H2C pokoknya lah. (H2C = Harap - Harap Cemas). Namun, semua itu sirna
ketika sebuah kupon beredar dengan harga pendaftaran yang cukup lumayan (bagi
kantong siswa) lima belas ribu rupiah, yang menawarkan sebuah kesempatan untuk
bisa bermimpi lebih jauh. Acara tahunan yang digelar memang khusus untuk para
pemimpi yang ingin terbang lebih tinggi dalam menggapai cita-cita kelak. Aku
yang sangat polos waktu itu hanya bisa ikut-ikutan acara begituan karena di
ajak sama teman. (acara apa sih dari tadi gak jelas!) Sabaaarrr.., lagi puasa
kan?, lanjutin kagak nih???? Lanjut ya.., oke simak saja.
Antusiasme para prajurit putih
abu-abu ini ternyata bukan hanya dari akademi
kami saja, namun diseluruh wilayah tempat dimana ku menetap kala itu. (singkat
cerita) di akhir acara yakni kegiatan motivasi yang menyuguhkan beberapa acara
menarik yang ngebuat kita have fun disana dan menghadirkan
motivator yang cukup nggak jelas (akunya yang gak tau, hehe). Dalam sesi
kegiatan selanjutnya masuk ke acara inti yakni motivasi setelah sekian lama
berjam-jam di ruangan yang penuh sesak dengan entah berapa ribu pasang mata
disana, bergemuruh menggetarkan langit-langit ruangan, sang motivator memulai
aksinya. Kami diruangan tersebut seakan terhipnotis olehnya, apapun yang diperintahkan
sang motivator selalu kami lakukan. Seperti tepuk tangan, berdiri, duduk, dan
lain-lain yang aneh-aneh kamipun lakukan dengan ikhlas tanpa paksaan. Hehe..
Akhir acara, sang motivator membuka
sebuah video yang isinya hanya sebuah teks lirik lagu dan seketika itu pula
sebuah lagu tersebut di atas diputarnya. Kami diminta berdiri dan
menyanyikannya bareng-bareng. Suasana kembali riuh gemuruh karena decak tawa,
tepuk tangan dan hal hal lain yang membuat kami tak terdiam, dan kembali
terhipnotis untuk ikutan. Disamping itu beliau sang motivator memberikan
wejangan wejangan saktinya. Dan seiring berjalannya waktu entah kenapa ada sebuah
semangat baru muncul. Aku tak tau apakah dari lagunya atau dari wejangan sang
motivator. Seakan ada gejolak murni mendidih yang sampai membawaku berpikir aku
harus begini, aku harus begitu, aku bisa. Ya aku harus bisa apapun yang
terjadi, aku harus dan harus! Tak selesai sampai disitu, beliau sang motivator
seakan tak ingin membuatkan harapan yang telah ia tanamkan kepada kami hanya
akan hilang sia-sia nantinya tak ada pemantik yang lebih riil. Kami diminta
duduk kembali dan seketika itu juga irama musik tiba-tiba berubah..., melow,
kami diminta menundukkan kepala dan beliau pun memulai ritualnya. Suasana yang
tadi dipenuhi keceriaan, tawa dan canda, kini berubah menjadi isak tangis para
peserta yang terdengar seakan-akan begitu dalam menancap dihati mereka. Aku pun
tak tersadar menitikkan air mata kala itu, seoalah menekankan harapan itu harus
dan wajib terwujud. Apasih yang membuat kita begitu tersedu. Tidak lain dan
tidak bukan ialah orang tua. Ya orang tua, karena mereka lah kita bisa seperti
sekarang ini, apapun harapan kita, berikan yang terbaik untuk kedua orang tua. Aku
tak akan melanjutkannya lebih jauh, karena semua para motivator begitulah
rata-rata metode memotivasinya.
Selepas dari acara tersebut
benar-benar membius kami hingga menyisipkan benih-benih harapan yang harus aku
wujudkan (mulai serius). Dan itu terakomodir menjadi sebuah semangat bergerak
untuk melangkah mewujudkannya. Hingga ditempat ku berdiri sekarang ini, sebuah
tempat yang merupakan langkah awal buat aku untuk bisa sampai pada harapan itu.
Butuh perjuangan keras untuk bisa sampai disini. Tahun pertama merupakan tahun awal
merealisasikan semangat itu. Namun, semua berubah saat negara api menyerang. Ya,
negara api dengan sang putrinya telah menyerang hingga meluluhlantakkan
kedamaian negara negara lainnya dalam jiwa ini. Serangan bertubi-tubi,
menghujam daratan hingga hancur berkeping-keping. Tahun kedua, ketiga dan
keempat merupakan masa masa sulit yang cukup begitu mengaburkan harapan yang
pernah berdiri kokoh. Ditahun kelima merupakan masa pemulihan dengan menata
kembali kepingan-kepingan reruntuhan benteng harapan itu. Jika saja Gwen lulus lebih awal dan berpidato
seperti itu, sepertinya masih ada harapan memperkuat benteng itu. Namun apa
daya, gempuran begitu dahsyat. Masa pemulihan juga merupakan masa yang bisa
dikatakan masa kritis, ibarat terdampar di suatu planet dengan kadar oksigen
yang sedikit dan harus menyesuaikan diri untuk tetap bertahan hidup, apakah
berakhir disitu ataukah terus berusaha mencari solusi dari permasalahnnya.
Terkadang
memang disuatu waktu kita berada pada titik puncak kebahagiaan dan suatu waktu
pun kita pun akan berada pada titik terendah keterpurukan. Tinggal bagaimana
dari kita menyikapi itu dengan lapang dada. Seperti nasehat sang ulama besar,
Imam Syafi’i (w.240 H), tentang hikmah;
Biarkanlah hari-hari
berbuat sesukanya
Tenangkanlah dirimu
bila takdir telah menetapkan
Jangan sedih
dengan cobaan dunia
Cobaan dunia
tiada yang kekal abadi
Jadilah orang
yang tegar menghadapi berbagai kesulitan
Dengan perilakumu
yang lembut dan dermawan
Tiada kesedihan
yang kekal abadi, begitu juga kesenangan
Tidak juga
kesulitan selalu menimpamu, dan tiada pula kemudahan.
Begitulah sepenggal nasehat beliau
yang masih cukup relevan dalam kehidupan keseharian kita yang aku kutip dari
sebuah buku “Kisah Perjuangan Sahabat-sahabat Nabi”. Seakan membuka mata
bahwasanya kenapa harus terus-terusan dalam kubangan itu, kenapa tidak beranjak
dari situ, bersihkan diri dan lakukan hal lain yang lebih bermanfaat. Terlebih masih
ada kesempatan membangun harapan itu kembali berdiri kokoh seperti semula. Dari
pada terus terjebak dalam situasi yang kurang baik dan membelenggu diri untuk
tetap dalam kubangan itu. Masih banyak orang yang benar-benar mengharapkanmu. Mereka
lah keluarga mu disini, berbagi cerialah bersama mereka, bangun kembali
mimpi-mimpi itu bersama mereka. So, bergeraklah!
Hidup tak selamanya berjalan
seperti yang kita inginkan, yah seperti yang ku sebut di atas kadang naik
kadang turun. Seperti kata pepatah bahwa kegagalan adalah tahapan meraih
kesuksesan. Semua kembali kepada kita bagaimana cara menyikapinya. Pada akhirnya
hanya kepada sang pemilik kita akan kembali dan berserah diri. Semua mimpi-mimpi
dan harapan kita bisa menjadi nyata jika kita bisa memanage dan memiliki
keberanian mengejarnya. Kita memiliki mimpi berupa khayalan dan khayalan itu
melahirkan harapan. Karena harapan dapat membantu kita mendapatkan sebuah
kenyataan. Seperti kata pepatah, “Jika kau berhenti bermimpi, maka kau berhenti
hidup.” Maka simpanlah baik-baik dan catat dalam lembaran kertas agar kau tak
lupa.
Tahun ke enam merupakan tahun pembangunan
harapan itu kembali berdiri kokoh. InshaAllah dengan izin Nya, semua hampir
usai tersusun kembali dan semoga tetap bertahan hingga harapan itu berada dalam
genggaman ini. Masih banyak hal baik yang dapat kau lakukan inshaAllah. Mereka menunggumu
menyapa mereka dengan senyum manismu. Prajurit tangguh adalah ia yang mampu
bertahan dari segala macam benturan baik luar maupun dalam.
Ihsan
Nugroho
Inspirated;
Moment; Penantian UN 2011, KCF (Kebumen Kampus Fair) 2011
Moment; Penantian UN 2011, KCF (Kebumen Kampus Fair) 2011
Seminggu menjadi mahasiswa Universitas
Gadjah Mada 2011 dan moment indah selama menjadi mahasiswa Universitas Negeri
Semarang 2011 hingga saat ini.