DAI

Sahabat adalah mereka yang bisa melihat kamu terluka dari matamu, ketika orang percaya dengan senyum diwajahmu

Runner Up, Call For Essay

Ekonomi Bebas Korupsi (EBK), Konferensi Nasional BEM FEB UGM Tahun 2013

Muncak Gunung Merbabu Bersama KAP Crew 2013

Muncak bersama KAP Crew 2013 di akhir kepengurusan

Punggawa KIFH 2013

Berprestasi dan Berkontribusi

Dieng (Negeri Atas Awan)

Adem benerrr, brrrrrr

Sabtu, 19 Juli 2014

Catatan Kecil Sang Prajurit; Edisi Have Fun and Inspiration

I HAVE A DREAM; Prajurit Putih Abu-abu
Kehidupan, Cinta dan Arti Sebuah Keluarga


I have a dream,
if you see the wonder of a fairy tale.
You can take the future even if you fail.

Bagi kalian yang suka musik barat pastinya pernah dengar lagu yang berjudul “I Have A Dream”, seperti lirik di atas. Siapa yang tidak tahu lagu ini? sebuah lagu inspirasi dari sebuah band California yang tak asing lagi di telinga kita, Westlife.., yap salah satu band favorite saya. Hmm..., tunggu dulu, Band?? Mungkin lebih tepatnya Boy Band, karena memang semua personilnya vokal, keren pokoknya nggak kayak boy band jaman sekarang, ampun dehh -_- alay bingits, kaya gue kata orang-orang juga rada alay #ehh padahal ya nggak juga ;) hehe..., nggak kan?

Tapi disini saya tak akan membahas lebih jauh mengenai boyband tersebut, tapi lebih pada bagaimana dan kenapa lagu “I Have A Dream” itu begitu istimewa ketika aku mendengarkannya. Meskipun tak begitu menarik bagi temen-temen. Tapi bagiku, seakan-akan aku terbawa kembali ke masa lampau dimana lagu itu diputar dalam sebuah moment yang bisa dikatakan begitu berkesan, mungkin sangat berkesan (bagi saya pribadi). Selain makna dari lirik lagu tersebut yang begitu menginspirasi seseorang untuk terus bermimpi, seakan ada hal lebih penting di balik itu semua, Harapan. Ya, sebuah harapan. Pernah tersirat di benak ini sebuah harapan besar yang dalam bahasa Film 5 cm (bagi yang udah pernah nonton, yang belom urusan lo), “menggantung di depan kening kamu”. Dan dari mana sih sebenarnya harapan itu muncul? Gwen pernah mengatakan dalam sebuah pidatonya, “teruslah bermimpi, karena mimpi akan membawa mu pada sebuah harapan. Semua orang butuh harapan, karena harapan seseorang akan terus bertahan hidup dalam kesulitan hidup ketika kamu sendiri” begitu lah kurang lebihnya (kalau mau orisinil googling saja). Harapan berasal dari mimpi. Saya sepakat dengan Gwen, harapan lah yang membuat seseorang tetap bertahan, harapan lah yang membuat seseorang mampu melewati hari harinya penuh keceriaan dan semangat, harapan lah yang membuat seseorang terus dan terus berlari, karena harapan merupakan sebuah kekuatan yang mampu menggerakkan seseorang untuk melakukan segala sesuatunya lebih maksimal. Dan itu pernah aku lalui, sebelum semua itu sirna. Eh tapi sebelumnya kalian tau Gwen kagak??? Jangan-jangan dari tadi gue ngomong pada nggak ngerti dia siapa? Itu loh yang di pilm Spiderman Amajing. Hadeehh.. -_- hehe ok ok cukup. Lanjut!

Kembali ke moment, yah moment spesial kala mengikuti sebuah acara yang bisa dikatakan cukup menarik bagi kami (ceritanya aku lagi sama temen-temen) yang sedang berbunga-bunga karena telah usai melewati pertempuran empat hari di ambarawa #hlohh. Sebelum menikmati hasil kerja kami selama tiga tahun berperang sebagai prajurit putih abu-abu. Entah nanti apakah akan gugur atau tidak. Semua tergantung yang Maha Kuasa, karena kita hanya bisa berusaha, masalah hasil Dia lah yang menentukan.. edyaaannn hahaa. Hanya rasa khawatir, bingung, H2C pokoknya lah. (H2C = Harap - Harap Cemas). Namun, semua itu sirna ketika sebuah kupon beredar dengan harga pendaftaran yang cukup lumayan (bagi kantong siswa) lima belas ribu rupiah, yang menawarkan sebuah kesempatan untuk bisa bermimpi lebih jauh. Acara tahunan yang digelar memang khusus untuk para pemimpi yang ingin terbang lebih tinggi dalam menggapai cita-cita kelak. Aku yang sangat polos waktu itu hanya bisa ikut-ikutan acara begituan karena di ajak sama teman. (acara apa sih dari tadi gak jelas!) Sabaaarrr.., lagi puasa kan?, lanjutin kagak nih???? Lanjut ya.., oke simak saja.

Antusiasme para prajurit putih abu-abu ini ternyata bukan hanya dari akademi kami saja, namun diseluruh wilayah tempat dimana ku menetap kala itu. (singkat cerita) di akhir acara yakni kegiatan motivasi yang menyuguhkan beberapa acara menarik yang ngebuat kita have fun disana dan menghadirkan motivator yang cukup nggak jelas (akunya yang gak tau, hehe). Dalam sesi kegiatan selanjutnya masuk ke acara inti yakni motivasi setelah sekian lama berjam-jam di ruangan yang penuh sesak dengan entah berapa ribu pasang mata disana, bergemuruh menggetarkan langit-langit ruangan, sang motivator memulai aksinya. Kami diruangan tersebut seakan terhipnotis olehnya, apapun yang diperintahkan sang motivator selalu kami lakukan. Seperti tepuk tangan, berdiri, duduk, dan lain-lain yang aneh-aneh kamipun lakukan dengan ikhlas tanpa paksaan. Hehe..

Akhir acara, sang motivator membuka sebuah video yang isinya hanya sebuah teks lirik lagu dan seketika itu pula sebuah lagu tersebut di atas diputarnya. Kami diminta berdiri dan menyanyikannya bareng-bareng. Suasana kembali riuh gemuruh karena decak tawa, tepuk tangan dan hal hal lain yang membuat kami tak terdiam, dan kembali terhipnotis untuk ikutan. Disamping itu beliau sang motivator memberikan wejangan wejangan saktinya. Dan seiring berjalannya waktu entah kenapa ada sebuah semangat baru muncul. Aku tak tau apakah dari lagunya atau dari wejangan sang motivator. Seakan ada gejolak murni mendidih yang sampai membawaku berpikir aku harus begini, aku harus begitu, aku bisa. Ya aku harus bisa apapun yang terjadi, aku harus dan harus! Tak selesai sampai disitu, beliau sang motivator seakan tak ingin membuatkan harapan yang telah ia tanamkan kepada kami hanya akan hilang sia-sia nantinya tak ada pemantik yang lebih riil. Kami diminta duduk kembali dan seketika itu juga irama musik tiba-tiba berubah..., melow, kami diminta menundukkan kepala dan beliau pun memulai ritualnya. Suasana yang tadi dipenuhi keceriaan, tawa dan canda, kini berubah menjadi isak tangis para peserta yang terdengar seakan-akan begitu dalam menancap dihati mereka. Aku pun tak tersadar menitikkan air mata kala itu, seoalah menekankan harapan itu harus dan wajib terwujud. Apasih yang membuat kita begitu tersedu. Tidak lain dan tidak bukan ialah orang tua. Ya orang tua, karena mereka lah kita bisa seperti sekarang ini, apapun harapan kita, berikan yang terbaik untuk kedua orang tua. Aku tak akan melanjutkannya lebih jauh, karena semua para motivator begitulah rata-rata metode memotivasinya.

Selepas dari acara tersebut benar-benar membius kami hingga menyisipkan benih-benih harapan yang harus aku wujudkan (mulai serius). Dan itu terakomodir menjadi sebuah semangat bergerak untuk melangkah mewujudkannya. Hingga ditempat ku berdiri sekarang ini, sebuah tempat yang merupakan langkah awal buat aku untuk bisa sampai pada harapan itu. Butuh perjuangan keras untuk bisa sampai disini. Tahun pertama merupakan tahun awal merealisasikan semangat itu. Namun, semua berubah saat negara api menyerang. Ya, negara api dengan sang putrinya telah menyerang hingga meluluhlantakkan kedamaian negara negara lainnya dalam jiwa ini. Serangan bertubi-tubi, menghujam daratan hingga hancur berkeping-keping. Tahun kedua, ketiga dan keempat merupakan masa masa sulit yang cukup begitu mengaburkan harapan yang pernah berdiri kokoh. Ditahun kelima merupakan masa pemulihan dengan menata kembali kepingan-kepingan reruntuhan benteng harapan itu. Jika saja Gwen lulus lebih awal dan berpidato seperti itu, sepertinya masih ada harapan memperkuat benteng itu. Namun apa daya, gempuran begitu dahsyat. Masa pemulihan juga merupakan masa yang bisa dikatakan masa kritis, ibarat terdampar di suatu planet dengan kadar oksigen yang sedikit dan harus menyesuaikan diri untuk tetap bertahan hidup, apakah berakhir disitu ataukah terus berusaha mencari solusi dari permasalahnnya.

Terkadang memang disuatu waktu kita berada pada titik puncak kebahagiaan dan suatu waktu pun kita pun akan berada pada titik terendah keterpurukan. Tinggal bagaimana dari kita menyikapi itu dengan lapang dada. Seperti nasehat sang ulama besar, Imam Syafi’i (w.240 H), tentang hikmah;

Biarkanlah hari-hari berbuat sesukanya
Tenangkanlah dirimu bila takdir telah menetapkan
Jangan sedih dengan cobaan dunia
Cobaan dunia tiada yang kekal abadi
Jadilah orang yang tegar menghadapi berbagai kesulitan
Dengan perilakumu yang lembut dan dermawan
Tiada kesedihan yang kekal abadi, begitu juga kesenangan
Tidak juga kesulitan selalu menimpamu, dan tiada pula kemudahan.

Begitulah sepenggal nasehat beliau yang masih cukup relevan dalam kehidupan keseharian kita yang aku kutip dari sebuah buku “Kisah Perjuangan Sahabat-sahabat Nabi”. Seakan membuka mata bahwasanya kenapa harus terus-terusan dalam kubangan itu, kenapa tidak beranjak dari situ, bersihkan diri dan lakukan hal lain yang lebih bermanfaat. Terlebih masih ada kesempatan membangun harapan itu kembali berdiri kokoh seperti semula. Dari pada terus terjebak dalam situasi yang kurang baik dan membelenggu diri untuk tetap dalam kubangan itu. Masih banyak orang yang benar-benar mengharapkanmu. Mereka lah keluarga mu disini, berbagi cerialah bersama mereka, bangun kembali mimpi-mimpi itu bersama mereka. So, bergeraklah!

Hidup tak selamanya berjalan seperti yang kita inginkan, yah seperti yang ku sebut di atas kadang naik kadang turun. Seperti kata pepatah bahwa kegagalan adalah tahapan meraih kesuksesan. Semua kembali kepada kita bagaimana cara menyikapinya. Pada akhirnya hanya kepada sang pemilik kita akan kembali dan berserah diri. Semua mimpi-mimpi dan harapan kita bisa menjadi nyata jika kita bisa memanage dan memiliki keberanian mengejarnya. Kita memiliki mimpi berupa khayalan dan khayalan itu melahirkan harapan. Karena harapan dapat membantu kita mendapatkan sebuah kenyataan. Seperti kata pepatah, “Jika kau berhenti bermimpi, maka kau berhenti hidup.” Maka simpanlah baik-baik dan catat dalam lembaran kertas agar kau tak lupa.

Tahun ke enam merupakan tahun pembangunan harapan itu kembali berdiri kokoh. InshaAllah dengan izin Nya, semua hampir usai tersusun kembali dan semoga tetap bertahan hingga harapan itu berada dalam genggaman ini. Masih banyak hal baik yang dapat kau lakukan inshaAllah. Mereka menunggumu menyapa mereka dengan senyum manismu. Prajurit tangguh adalah ia yang mampu bertahan dari segala macam benturan baik luar maupun dalam.


Ihsan Nugroho
Inspirated;
Moment; Penantian UN 2011, KCF (Kebumen Kampus Fair) 2011 
Seminggu menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada 2011 dan moment indah selama menjadi mahasiswa Universitas Negeri Semarang 2011 hingga saat ini.