DAI

Sahabat adalah mereka yang bisa melihat kamu terluka dari matamu, ketika orang percaya dengan senyum diwajahmu

Runner Up, Call For Essay

Ekonomi Bebas Korupsi (EBK), Konferensi Nasional BEM FEB UGM Tahun 2013

Muncak Gunung Merbabu Bersama KAP Crew 2013

Muncak bersama KAP Crew 2013 di akhir kepengurusan

Punggawa KIFH 2013

Berprestasi dan Berkontribusi

Dieng (Negeri Atas Awan)

Adem benerrr, brrrrrr

Minggu, 28 Desember 2014

Mimpi Ku Bersama Distro Muslim

Perkembangan Distro Muslim, di Indonesia baru sebatas di daerah Yogyakarta. Hal ini lah yang memacu ku untuk turut serta menyumbangkan kreatifitas dalam dunia fashion atau busana-busana muslim yang didalamnya memuat pesan pesan religius yang bermanfaat. Itung-itung sebagai bagian dari sarana dakwah melalui bidang ini. Oleh karena itu, aku beriktikad baik berupaya dan berusaha mendirikan sebuah pusat Pakaian Muslim yang digemari anak-anak muda di Wilayah Semarang, Khususnya di Kampus Universitas Negeri Semarang sebagai lahan pasar dengan orientasi mahasiswa yang notabene merupakan anak-anak muda.

Unnes merupakan salah satu perguruan tinggi yang berada di Semarang yang menyandang gelar Konservasinya. Konservasi yang diharapkan tidak hanya sebatas pada konservasi rehabilitasi lingkungan dengan penanaman pohon dimana-mana. Namun banyak hal yang perlu di konservasi, khususnya Konservasi Moral seperti yang digagas kawan-kawan rohis Universitas Negeri Semarang ini yang salah satu isinya “santun berbusana

“Menjadikan Kampus unnes sebagai kampus yang Islami adalah mimpi setiap muslim yang berada di kampus ini”

Menjadikan Kampus unnes sebagai kampus yang Islami adalah mimpi setiap muslim yang berada di kampus ini. Mengingat di era sekarang ini moral generasi muda telah tercabik-cabik oleh budaya barat yang liberal. Seakan menghalalkan segala cara agar hidup ini nyaman bebas dari kekangan moralitas yang mengikat kebebasan berekspresi. Menganggap hidup ini hanya untuk bersenang-senang dan melupakan apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang muslim. Suara-suara lirih bernuansa nasehat seolah dianggap sebagai suatu kemunafikan dan banyak hal yang menolak kebenaran itu. Begitulah Dakwah, selalu ada tembok besar menghalangi langkah-langkah kebaikan tersebut. Olehh karena itu, ide-ide kreatif sangat diperlukan guna inovasi dalam dakwah tak terkecuali dalam dunia fashion.

Kaos adalah salah satu sandangan yang paling banyak digunakan para muda mudi untuk bersantai dan ber aktivitas lainnya dalam bergaul. Banyak sekali produk-produk Kaos yang menawarkan gambar-gambar yang menarik di kaos sendiri sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini dapat menjadi media komunikasi yang bisa digunakan untuk berdakwah dan cukup prospek untuk dikembangkan.

Siapa sih yang gak butuh kaos?, Fashion clothing identik dengan life style apalagi dikalangan anak muda, perkembangan distro (distribution store) apalagi. Kebanyakan distro dekat dengan dunia surfing, skate board, bmx, anak musik band hip-hop, punk, rock heavy metal dan lain sebagainya. Kalo dimusik metal biasanya design-designnya monster dan pesan-pesannya kurang bermanfaat tapi malah disukai, aneh juga tapi itulah "Efek Media".

Nah melihat hal tersebut, terpikir olehku membuka usaha pakaian yang berbasis distro yang pada awalnya hanya ingin ikut-ikutan kawan yang pernah membuka distro juga yang berlokasi di kebumen dan cukup sukses.  Ku beri nama Safa Zhan Distro (Islamic Art Clothing) sebagai brand Distro Muslim disini, entah bagaimana ceritanya ku bisa dapat nama itu, J hehe.., singkat cerita, dari SAFA ZHAN DISTRO (Islamic Art Clothing), mencoba menghadirkan nuansa kaos anak muda banget (InshaAllah). Selain sebagai fashion juga sebagai media dakwah, dalam mengajak guna menuju kebaikan dan mencegah kemungkaran. Aamiin

Safa Zhan merupakan brand produk yang ingin ku kembangkan. Konveksi, Supplier, serta Desain Grafis adalah bisnis utama Safa Zhan, yang dikembangkan dengan menjunjung tinggi kualitas kerja prima yang bertanggung jawab atas semua hasil produk. Produk hasil konveksi kami menjanjikan jahitan serta pola rapi dan detail, dengan menggunakan tehnik jahit stik dan jahit rantai dan dengan didukung tenaga penjahit yang sudah berpengalaman. Tentunya dan inshaAllah mengusung produksi konveksi terjangkau namun berkualitas. Usaha ini juga menerima permintaan desain grafis bagi para konsumen yang membutukan jasa disain.

Mimpi ku bersama distro muslim ini berharap bisa jadi life style yang menarik di Kampus Unnes dan Wilayah Semarang pada umumnya serta yang memakainya bangga dengan identitas muslimnya dengan pesan didalam kaos karena mereka membantu menyebarkan pesan-pesan dakwah.

Doakan ini bisa istiqomah hadir ditengah-tengah persaingan usaha sejenis sembari berdakwah bersama sahabat-sahabat muslim, karena kita semua bersaudara. Mari eratkan ukhuwah dan bersatu umat muslim untuk bangkit kembali mengawali peradaban yang islami.

“Doakan kami bisa istiqomah hadir ditengah-tengah persaingan usaha sejenis sembari berdakwah bersama sahabat-sahabat muslim, karena kita semua bersaudara. Mari eratkan ukhuwah dan bersatu umat muslim untuk bangkit kembali mengawali peradaban yang islami”

Menerjang Gelombang Ketiga Indonesia bersama Nahkoda Baru

Momentum Pada tahun 2014 ini bukan semata pergantian kekuasaan saja, namun momentum bagi peralihan gelombang sejarah Indonesia yang memasuki gelombang ketiga. Begitulah Anis Matta menganalogikan periodisasi sejarah dengan pergantian era/zaman masa kepemimpinan Indonesia. Ia menggunakan konsep sejarah sebagai suatu kontinuum perjalanan satu entitas melintasi waktu, satu keberlanjutan dari masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Gelombang pertama merupakan awal dimana Indonesia menjadi Indonesia, sebuah persiapan dan upaya membangun sebuah peradaban yang mandiri.  Gelombang kedua dimana Indonesia bergulat dalam upaya mencari sistem yang kompatibel dengan sejarah dan referensi budayanya. Dan kini telah tiba bagi sang nahkoda baru Indonesia menaikkan jangkar dan mengibarkan layarnya untuk berlayar menuju Indonesia hebat yang di usungnya. Entah gelombang seperti apa yang akan dihadapi kepemimpinannya nanti.

Indonesia kini telah memiliki nahkoda baru itu. Bukan berlatar belakang jendral, ilmuwan, ataupun lainnya. Namun, sebagian besar masyarakat berpandangan bahwa Ia merupakan representasi dari rakyat kecil. Alasan yang demikian memang bukanlah suatu hal yang keliru, ketika melihat sampai saat ini representasi itu memang benar adanya pada diri pribadi beliau, Bapak Joko Widodo. Semoga saja representasi ini tidak akan hilang ketika sumpah jabatan telah diucapkan.

Seberapa jauh representasi kepemimpinan beliau kedepan untuk Indonesia yang digadang-gadang akan menjadi Indonesia Hebat melalui Visi dan Misinya ketika kampanye. Apakah hanya pemanis saja kala itu karena ambisi partai yang mengusungnya ataukah memang benar adanya berasal dari keprihatinan dan harapan untuk mewujudkannya ketika ia berada di posisi sekarang ini.

Menilik dari pemerintahan sebelumnya, banyak kalangan beranggapan bahwa pemerintahan yang sedang berlangsung saat ini belum sepenuhnya efektif, efisien dan bersih dalam menjalankan tugasnya. Sehingga kesejahteraan yang merata, kebebasan yang beraturan dan keadilan lewat penegakan hukum yang pasti belum dapat diwujudkan sebagaimana mestinya.Hal ini dikarenakan belum adanya kemauan yang kuat untuk mengelola pemerintahan sesuai dengan amanat reformasi.

Kita semua tentunya berharap agar pemerintahan baru duet Jokowi-JK tidak mengulangi kekeliruan yang pernah terjadi sebelumnya. Jangan lagi ada kegaduhan di bidang hukum dan politik yang kemudian menjebak kita semua untuk tidak bisa melakukan banyak hal yang bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan rakyat.

Untuk itu, sebaiknya pemerintahan Jokowi-JK yang sedang dikukuhkan hari ini 20 Oktober 2014, harus lebih memfokuskan diri pada upaya membangun negeri sebagaimana amanat reformasi. Dalam hal ini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena bila pemerintah Jokowi-JK sungguh-sungguh menjalankan program-program yang benar dan pro rakyat, pasti akan mendapat dukungan yang luas dari masyarakat, termasuk oposisi sekali pun. Tapi, jika Jokowi-JK terlalu berorientasi kepada kepentingan politik yang sempit dan jangka pendek, tentunya akan mengalami banyak gugatan, tidak hanya dari oposisi tapi juga masyarakat luas.

Dan juga tidak kalah pentingnya, berharap agar pemerintahan Jokowi-JK mampu menegakkan hukum dengan seadil-adilnya. Adil bukan berarti sama, namun mampu menempatkan sesuatu secara proporsional tanpa mengebiri dan memutilasi hak orang lain terlebih soal penegakan hukum. Pemanfatan hukum guna kepentingan bersama demi terciptanya kehidupan bernegara yang nyaman, adil dan sejahtera sangat diperlukan dalam upaya mengharonisasi keragaman suku bangsa ini, bukan hanya berkutat pada kepentingan politik praktis saja dan malah menyalahgunakan hukum. Apalagi menjadikan hukum sebagai instrument untuk membungkam pandangan kritis atau ‘musuh’ dari rezeim Jokowi-JK yang sedang berkuasa. Jangan sampai pemerintah baru nanti menggunakan hak-hak otoritasnya untuk tebang pilih.

Sangat memprihatinkan jika hukum dijerumuskan jauh ke dalam ranah politik. Sehingga kriminalisasi berupa rekayasa kasus hukum kembali terjadi. Akan sangat berbahaya jika institusi hukum tidak berdaya di bawah ketiak rezim berkuasa, dan hanya dijadikan satpam oleh penguasa. Sehingga, apabila terjadi perbedaan pandangan antara oposisi dan penguasa, kemudian berujung dengan adanya kriminalisasi yang dilakukan aparat penegak hukum atas order penguasa untuk membungkam lawan-lawan politiknya.

Belum lagi soal fenomena bahwa hukum hanya bersifat sektarian dan tebang pilih hampir nyata sampai hari ini. Aparat hukum mungkin sudah melakukan banyak hal, namun belum mampu menyentuh korupsi yang luar biasa di lingkungan kekuasaan.

Kasus-kasus korupsi di lingkaran penguasa seperti BLBI dan mega-skandal bail outBank Century  hampir tidak tersentuh. Beberapa nama yang sudah secara terang benderang disebut berkali-kali, tapi tak sekalipun diusut, bahkan sekedar dipanggil untuk diperiksa pun tidak. Belum tuntasnya penyelesaian kasus-kasus itu sudah cukup menggambarkan ketidak- berdayaan hukum di hadapan penguasa. Bahkan cenderung menjadi alat pemuas syahwat penguasa.

Sudah saatnya Indonesia Bangkit, untuk bisa menjadi Hebat. Hebat dalam arti yang sesungguhnya, senyatanya, yang direalisasikan melalui visi dan misi yang dilontarkan ketika kampanye lalu. Penulis tidak akan membahas visi dan misi itu lebih jauh disini, karena telah cukup melekat erat dibenak kita sekalian. Karena percuma jika tidak segera direalisasikan.

Diluar permasalahan penegakan hukum Indonesia tersebut, seyogyanya masih banyak permasalahan - permasalahan Indonesia yang cukup kompleks, khususnya dibidang pendidikan, ekonomi dan budaya. Namun, saya yakin kepemimpinan Jokowi akan sangat mampu mengatasi itu semua dalam Gelombang Ketiga Indonesia saat ini, jika Ia mampu membaca problematika umat (red: bangsa Indonesia saat ini) guna menyusun strategi apa kiranya yang mampu untuk dihidangkan dan dapat diterima. Disini lah tantangan besar Jokowi dalam menyelami serta memahami guna mengayomi masyarakatnya lebih luas, bukan sekedar di lingkup solo dan jakarta saja, namun lebih dari itu. Jika tidak, masyarakat akan bergulat mencari keseimbangan antara pertumbuhan dan kebahagiaan guna kesejahteraan hidupnya masing-masing. Disinilah budaya menjadi faktor penting. Karena kebahagiaan adalah perasaan umum (public mood) yang mengatakan hidup disini (red: Indonesia) adalah bermakna dan berharga. Oleh karena itu, Pemimpin adalah yang mampu mengelola public mood ini, bukan lagi pemimpin aspirasional yang mengandalkan populisme.

Maka dari itu, terlepas dari isu persaingan politik tidak sehat soal jegal menjegal dari beberapa opini yang muncul belakangan terkait kepemerintahaannya nanti kedepan dengan parlemen yang notabene dikuasai oleh oposisi. Berharap tidak hanya “kerengan” soal jabatan saja, karena akan lebih berarti jika mampu di manfaatkan sebaik-baiknya guna kemaslahatan umat. Bukan kemaslahatan golongan. Begitulah seharusnya seorang negarawan. Mari, bersama kita bangkit, menerjang gelombang ketiga ini untuk menuju Indonesia Hebat!


Oleh:
Muhammad Ichsan Nugroho Wibawanto
Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2011
Kepala Divisi Litbang Penal Study Club (PSC) Fakultas Hukum Unnes 2014
Kepala Divisi Media Lembaga Pers Mahasiswa (LEGIST) Fakultas Hukum Unnes 2014
Kepala Departemen Sosial Masyarakat KAMMI Komisariat Unnes 2014

Opini ini dibuat guna dimuat dalam buletin PROGRESIF Kammi Komisariat Unnes yang diterbitkan oleh Departemen Hubungan Masyarakat Edisi XII